Usai Kena Masalah, Perakit TV Lulusan SD Bangkit Berkarya,
Kangjae.net - Usai
bermasalah dan tersandung hukum, yang mengakibatkan ratusan televisi rakitannya
dimusnahkan Kejaksaan Negeri Karangayar, Muhammad Kusrin bin Amri (42) warga
Jatikuwung, Gondangrejo, kembali berkarya. Dia mencoba bangkit dari
keterpurukan akibat buta hukum dalam soal produksi barang elektronik.
![]() |
RAKIT TELEVISI – Muhammad Kusrin bin Amri sedang merakit televisi di bengkel Haris di rumahnya di Jatikuwung, Gondangrejo. (suaramerdeka.com/Joko Dwi Hastanto) |
”Saya akan melupakan semua yang sudah
terjadi. Saya sekarang sudah punya izin produksi, sudah punya SNI (standar
nasional Indonesia), sehingga saya siap berkarya. Saya akan mencoba bangkit
semampunya,” kata dia.
Ditemui di rumahnya di Jatikuwung, pria
sederhana yang hanya lulusan SD itu, kini terus memproduksi televisi rakitan,
dibantu 13 karyawan yang semuanya juga lulusan SD maksimal SMP. Mereka pemuda
pengangguran yang dididiknya menjadi ahli merakit televisi.
Sehari, dia bisa memproduksi sekitar 30 televisi
dengan merk dagang Maxreen yang dia ambilkan dari nama panggilannya Mas Kusrin.
”Biar agak keren, merk televisinya saya bikin menjadi Maxreen,” kata dia sambil
tersenyum. Dia menjual televisi itu dengan harga Rp 300.000 sampai Rp 400.000
perunit.
Dia mengaku habis-habisan saat terkena
masalah. Salah satunya dia mati-matian mendapatkan surat izin produksi dan juga
SNI dari instansi terkait. Belum lagi bolak-balik mengurus kasusnya di Polda
Jateng dan juga di PN Karanganyar.
”Itu pengalaman berharga. Namun saya
tidak mundur. Setelah kasusnya selesai, surat izin saya dapatkan, saya siap
bangkit lagi. Dengan Bengkel elektronik Haris ini, saya akan terus berkarya,
semoga saja kali ini keberuntungan berpihak kepada saya,” kata dia.
Kusrin mengaku hanya mengandalkan
keterampilannya dalam bidang elektronik, yang dia pelajari secara autodidak.
Dia belajar tentang perakitan televisi, kulkas, radio, dan segala macam
elektronik. Dari situlah tahun 2012, setelah mengikuti temannya di bidang
servis elektronik, dia memberanikan membuat televisi.
Dia memanfaatkan monitor komputer bekas
yang dia peroleh dari pengepul barang bekas. Monitor komputer dia pereteli dan
hanya diambil layarnya saja. Dari layar bekas itulah dia kemudian merakit
menjadi sebuah televisi.
”Saya memesan casing dari Surabaya. Saya
menyetor tlevisi rakitan itu ke berbagai toko elektonik di Solo dan Yogyakarta.
Saya juga menerima pesanan dari beberapa toko yang menjual elektronik sesuai
dengan keinginan mereka,” kata dia.
Pria yang mengaku tak melanjutkan sekolah
dan hanya lulus SD karena orang tuanya tak mampu itu mengatakan, saat ini dia
memilih mengikuti prosedur. Dia sudah berencana membuat televisi layar datar
(flat) jika izin SNI-nya sudah turun. Saat ini yang selesai baru SNI untuk
televisi biasa. Dia mengaku kapok berurusan dengan hukum. Karena itu dia ingin
semua resmi berizin.
Dia juga akan membuat kulkas, bahkan
laptop dan jika memungkinkan akan membuat HP. Namun itu akan diurusnya secara
prosedural, meski untuk itu memerlukan biaya yang lumayan banyak. Namun
tekadnya bulat.
”Saya ingin dari rumah yang juga Bengkel
Elektronik Haris ini, akan muncul menjadi produsen barang elektronik yang
harganya terjangkau. Saya ingin membantu para pemuda pengangguran agar bisa
berkarya. Syaratnya tekun dan mau belajar,” tandasnya.
(Joko Dwi Hastanto/CN19/SMNetwork)
Sumber : Berita Suara Merdeka
Posting Komentar untuk "Usai Kena Masalah, Perakit TV Lulusan SD Bangkit Berkarya, "